Malioboro, Karangan Bunga yang menawan

Belanjaa! Itulah kata-kata yang selalu tercermin pada kawasan ini. Sepanjang jalan malioboro pengunjung disuguhi dengan berbagai pedagang kaki lima hingga tatanan toko mewah. Berbagai macam kerajinan, baju, kaos, celana, dres, topi, gelang, kalung, hingga hiasan dinding tersedia di
jalanan ini. Menyusuri jalan ini bagaikan menyusuri sejarah Yogjakarta yang kaya akan budaya, tradisi, dan Inilah Indonesia.

Pedagang Kaki Lima
"Karangan bunga yang menawan melekat disepanjang Jalan Malioboro yang kental dengan tradisi keraton. Malioboro adalah pesona, sejarah, kisah, dan kenangan yang tak pudar digerus zaman"

Sejarah


Malioboro merupakan nama salah satu jalan di Kota Yogyakarta yang penuh dengan keistimewaan. Malioboro merupakan salah satu kawasan jalan dari tiga jalan yang membentang dari Tugu Yogyakarta ke Perempatan Kantor Pos. Jalan ini merupakan poros Garis Imaginer KeratonYogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Jend. Ahmad Yani dan Jalan Pangeran Mangkubumi. Pada tanggal 20 Desember 2013 pukul 10.30 nama kedua ruas jalan ini dikembalikan seperti aslinya, Jalan Jend. Ahmad Yani menjadi jalan Margomulyo sedangkan Jalan Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margoutomo. Malioboro berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna Karangan Bunga. Jalan sepanjang 1 km ini dipenuhi karangan bunga pada zaman dahulu ketika keraton sedang ada hajat/acara.

Jl. Malioboro
Kawasan yang selalu ramai pengunjung baik di waktu liburan maupun hari biasa ini ternyata dulunya jalan yang ditumbuhi pohon asam dan sepi. Hanya masyarakat yang hendak ke Keraton atau ke kawasan Indische pertama di Jogja. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya masyarakat daerah Pasar Gede atau Pasar Beringharjo dan pemukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan mendongkrak keramaian di kawasan Malioboro. Etnis Tionghoa menjadikan kawasan Malioboro menjadi kanal bisnis sehingga pusat perdagangan yang semula hanya di daerah Pasar Gede atau Pasar Beringharjo meluas hingga ke daerah stasiun Tugu.

Kegiatan

Festival Malioboro setiap tahun antara bulan juni-juli.
Pekan Kebudayaan Tionghoa setiap menjelang tahun baru China (Imlek).
Kegiatan keraton yang bersifat insidentil, tidak menentu waktunya.

Biaya

Gratis

Jam Operasional

Pertokoan mulai buka pukul 08.00-22.00 WIB

Selamat berbelanja! :)


Yuk pilih paket wisata sesuka sobat hanya di www.antasenatour.com :)


Let's go everywhere